Sabtu, 23 Juni 2012

MENGENAL SIFAT FISIK TANAH


A.              PROSES PERKEMBANGAN TANAH

Kehidupan manusia di permukaan bumi sangat tergantung pada tanah, yang merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting. Tanah merupakan media utama dimana manusia dapat mendapatkan bahan pangan, sandang dan papan, tambang dan tempat melaksanakan berbagai aktivitas. Demikian juga halnya tanah pertanian, tanah pertanian yang baik, subur dan dapat memenuhi kebutuhan manusia sangat ditentukan oleh sejauh mana manusia bisa memahami tanah dengan sifat-sifatnya, dan memberi perhatian kepada tanah melalui aktivitas pengelolaan tanah. Untuk itu pemahaman tentang tanah sangat penting bagi kita.

Tanah secara umum didefinisikan sebagai tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerja gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahan alam (natural material) dipermukaan bumi.  Tanah sebagai tubuh alam, dengan pengaruh gaya-gaya alam yang bekerja, akan mengalami proses perkembangan dan diferensiasi membentuk horizon (lapisan tanah) baik mineral maupun organik dengan sifat-sifat yang beragam, tergantung pada bahan atau material yang membentuknya. Berdasarkan hal di atas ada beberapa hal menjadi bahan catatan, bahwa :

(1)   Tanah terbentuk dan berkembang dari proses alami;
(2)   Adanya perbedaan profil tanah membentuk lapisan (horizon) tanah;
(3)   Adanya perbedaan menyolok antara sifat-sifat bahan induk dengan lapisan tanah yang terbentuk, terutama dalam hal sifat kimia, fisika dan biologis.
Tanah sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman, tegak­ tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara. Jika dilihat dari sifat kimiawi, maka tanah berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi tanaman baik berupa senyawa organik, anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, CI, dan lain-lain. Secara biologis tanah berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi ­aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh) bagi tanaman, yang secara terpadu mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, kehutanan dan lain-lain.

Sebagai media tumbuh, tanah  mempunyai empat fungsi utama, yaitu sebagai:

1.    Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman yang mem­punyai dua peran utama, yaitu penyokong tegak-tumbuhnya batang tanaman, dan sebagai penyerap zat-zat yang dibutuhkan;
2.    Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara;
3.    Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya agar dapat tumbuh optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti;
a)      zat-zat pemacu tumbuh (hormon, vitamin dan asam-asam organik tertentu);
b)      antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama dan ­penyakit  tanaman di dalam tanah; dan
c)      senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan unsur primer atau transformasi zat-zat toksik seperti pestisida dan limbah;
4.    Habitat makhluk hidup tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tidak langsung dalam penyediaan kebu­tuhan primer dan sekunder, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama dan penyakit tana­man.

Fungsi tanah yang sedemikian pentingnya dalam penye­diaan bahan pangan, papan dan sandang bagi manusia (juga bagi hewan), membawa konsekuensi bahwa manusia sebagai pengelola tanah, tidak saja dituntut untuk berpengetahuan tentang: (1) tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, (2) fungsi tanah sebagai pelindung tanaman dari serangan hama-penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah industri berbahaya.

Dalam bab ini, pembahasan tentang tanah dibatasi hanya pada sifat fisik tanah, mengingat sifat-sifat fisik tanah tersebut sangat erat kaitannya dengan bidang mekanisasi pertanian.

B.             PENAMPANG TEGAK TANAH

Perkembangan tubuh tanah secara vertikal tanah, membentuk lapisan (horizon) yang berbeda-beda baik dalam morfo­logis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik, kimiawi, dan biologis. Masing-masing perbedaan tersebut sebagai akibat bekerjanya faktor-faktor lingkungan terhadap: (1) bahan induk asal, maupun (2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organik sisa-sisa makhluk yang hidup di atasnya dan mineral bukan bahan induk yang berasal dari letusan gunung api, atau yang terbawa oleh aliran air.

Susunan lapisan tanah dalam permukaan bumi tebalnya dapat mencapai 100- 120 cm yang biasa disebut sebagai profil tanah.

Profil tanah merupakan penampang vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan induk tanah yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-B-C dan R. Empat lapisan ter-atas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah, horizon O dan A disebut lapisan tanah atas (top soil) dan horizon B disebut lapisan tanah bawah        (sub soil) seperti pada Gambar 4.1. 
 
Berdasarkan gambar di atas, maka masing-masing lapisan tanah adalah sebagai berikut :

O1 
:
serasah (sisa-sisa tanaman)
O2
:
bahan organik tanah hasil dekomposisi serasah
A1

horizon mineral memiliki ba-han organik tinggi sehingga berwarna agak gelap
A2
:
horizon mineral telah tercuci (eluviasi) sehingga kan-dungan bahan organik, liat-silikat, Fe dan Al rendah tetapi pasir debu kuarsa (sesqui-oksida) dan mineral resisten tinggi dan berwarna terang.
AB
:
lapisan transisi, bersifat le-bih dekat ke A.
BA
:
lapisan transisi, bersifat lebih dekat ke B

B
:
horizon illuvial (akumulasi bahan eluvial), telah ber-kembang jika terjadi perubahan kelembaban tanah.
BC
:
lapisan transisi dari lapisan B ke C
C
:
Lapisan bahan induk yaitu batuan induk yang telah mengalami proses hancur-an oleh iklim
R
:
Lapisan batuan induk, lapisan ini terdiri dari batuan induk yang belum mengalami perubahan.

Meskipun tanah terdiri dari beberapa lapisan, namun bagi tanaman yang sangat penting adalah horizon O - A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan < 30 cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sayuran yang paling berperan adalah kedalaman sampai 20 cm. Oleh karena itu, istilah kesuburan tanah biasanya mengacu kepada ketersediaan hara pada lapisan setebal ini, yang biasanya disebut sebagai lapisan olah. Namun bagi tanaman perkebunan dan kehutanan untuk jangka panjang lapisan tanah bawah juga akan menjadi sumber hara dan air.

Untuk mempelajari sifat-sifat tanah secara saksama, dapat dilakukan dengan mempelajari lapisan-lapisan tanah dengan cara menggali lubang penampang tanah (soil pit) untuk mendeskripsikan lapisan-lapisan tanah. Keseluruhan lapisan tanah yang terletak di atas bahan induk disebut solum. Tiap tanah yang berkembang dengan baik dan tidak terganggu mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat ini digunakan untuk mengklasifikasi jenis-jenis tanah melalui kegiatan survey tanah dan pendeskripsiannya,sehingga dapat dibedakan antara satu jenis tanah dengan tanah lainnya.

Lapisan tanah paling atas, biasanya mengandung banyak bahan organik dan berwarna lebih gelap dibandingkan dengan lapisan tanah yang di bawahnya, karena merupakan penumpukan bahan organik dan disebut sebagai lapisan olah. Lapisan di bagian bawahnya dikenal sebagai lapisan bawah tanah. Lapisan tanah ini juga dipengaruhi oleh proses hancuran iklim, namun tidak seinten-sif lapisan olah dan mengandung bahan organik yang lebih sedikit. Lapisan tanah bawah, terutama di daerah yang beriklim basah, dapat dibedakan menjadi lapisan peralihan dan lapisan penimbunan. Pada lapisan ini terjadi penimbunan besi, aluminium oksida, liat dan juga kalsium karbonat. 
Kedalaman solum tanah berbeda untuk masing-masing tempat. Di daerah tropis yang beriklim panas kedalaman solum tanah dapat mencapai ketebalan sampai beberapa meter. Di bawah solum terdapat bagian yang hanya sedikit dipengaruhi oleh proses hancuran iklim yang disebut dengan bahan induk. Lapisan ini bisanya telah mengalami perkembangan oleh hancuran iklim dan secara geologis menjadi batas lapisan bawah solum. Batas-batas lapisan tanah biasanya bukanlah merupakan batas yang jelas, tetapi baur, yaitu berbeda secara bertahap (gradual) sehingga penentuan batas lapisan menjadi agak sulit, dan perbedaan tersebut biasanya berdasarkan perubah sifat fisik yang ditemui di lapangan pada saat mendeskripsikan lapisan tanah.

Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh lapisan tanah bawah.  Meskipun lapisan tanah bawah tidak terpengaruh oleh pengolahan tanah, akan tetapi lapisan bawah ini mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui aktivitas drainase. Walaupun pada umumnya tanah tidak dapat mencapai lapisan bawah, namun permeabilitas dan  sifat-sifat kimianya dapat berpengaruh buruk terhadap lapisan tanah di atasnya yang menjadi media pertumbuhan tanaman.

Kegunaan langsung dari pengamatan profil tanah, antara lain adalah untuk mengetahui kedalaman lapisan olah atau solum tanah yang merupakan petunjuk kedalaman akar tanaman, makin dangkal berarti makin tipis sistem perakarannya, sehingga jika makin besar atau tinggi tanaman akan makin mudah tanaman untuk tumbang. Informasi ini dapat menuntun kita dalam memilih jenis tanaman dan teknik penanamannya.

Perkembangan lapisan pada profil tanah merupakan indikator umur tanah atau proses-proses pembentukan (genesis)  tanah. Makin lengkap atau makin banyak lapisan tanah, berarti makin tua umur tanah tersebut,  namun kelengkapan atau horizon ini akan makin berkurang atau makin baur apabila tanah mengalami erosi.

Pada tanah-tanah muda seperti Regosol profilnya dapat tanpa horizon, sedangkan pada tanah yang telah berkembang seperti Andosol, profilnya lengkap. Tanah-tanah yang telah berkembang seperti Podsolik dan Latosol, yang telah tererosi berat atau telah mengalami pencucian intensif mempunyai profil yang umumnya tanpa atau sedikit lapisan olah   (horizon O dan A).

Warna tanah merupakan indikator sifat kimiawi tanah. Tanah yang berwarna gelap berarti banyak mengandung bahan organik atau belum mengalami pencucian (leaching) hara secara intensif, sehingga relatif subur, sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat berarti memiliki bahan organik rendah atau telah mengalami pencucian hara intensif, sehingga relatif miskin akan unsur hara.



HAMA TANAMAN

Insecta disebut juga serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa yang artinya enam (6) dan kata podos yang berarti kaki. Insecta mempunyai ciri khas yaitu berkaki 6 (tiga pasang). Diperkirakan oleh para ahli zoologi, insecta mempunyai jumlah lebih dari 70.000 jenis. Insecta berhabitat hampir di seluruh bagian biosfer, kecuali di laut.
A. Ciri-Ciri Insecta
1). Struktur dan Fungsi Tubuh
Tubuh insecta beruas-ruas, terdiri atas segmen kepala (cephalo), dada (toraks) dan perut (abdomen). Kepala insecta terdiri atas satu segmen yang sebenarnya merupakan persatuan dari enam segmen. Pada bagian kepala terdapat :
1. Sepasang mata faset (majemuk), yaitu mata yang memiliki beberapa ommatidia (mata tunggal)
2. Sepasang antena/alat peraba.
3. Tiga pasang alat mulut, yaitu :
• rahang muka
• rahang tengah
• rahang belakang
Dada (toraks) terdiri dari tiga segmen, yaitu prototoraks, mesotoraks dan metatoraks. Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki yang beruas-ruas. Pada beberapa insecta, di bagian kakinya terdapat keranjang serbuk sari. Pada umumnya insecta mempunyai dua pasang sayap.
Bagian perut (abdomen) terdiri atas ± 11 ruas. Ruas belakang (bagian posterior) berfungsi sebagai alat reproduksi. Pada beberapa insecta betina terdapat alat untuk melepaskan telur yang disebut ovipositor serta kantung tempat menyimpan spermatozoid yang disebut spermateka. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran tympanum.
Menurut tipe mulutnya, Insecta digolongkan menjadi empat (4) tipe mulut, yaitu :
1. mulut menggigit dan mengunyah, misalnya jangkrik dan berbagai macam belalang.
2. mulut menggigit dan menjilat, misalnya berbagai macam lebah.
3. mulut menusuk dan mengisap, misalnya nyamuk.
4. mulut mengisap, misalnya kupu-kupu

Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium).
Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni:
1. kaki untuk menggali (anjing tanah)
2. kaki untuk meloncat (belalang)
3. kaki untuk berenang (kumbang air)
4. kaki untuk pengumpul serbuk sari
5. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
6. kaki untuk memegang (belalang sembah)

2). Sistem Organ Insecta
Sistem Organ Keterangan
Sistem pernapasan Organ pernapasan berupa trakea berspirakel yang terletak di kanan-kiri pada tiap ruas, sebagian larva bernapas dengan insang trakea pada bagian perutnya.
Sistem pencernaan makanan Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga terjadi di mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus dan anus (dubur). Makanan dicerna secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di lambung kelenjar.
Sistem peredaran darah Tipe sistem peredaran darahnya adalah terbuka (lakunair), tidak mempunyai pembuluh balik (vena). Darah tak mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi mengangkut makanan.
Sistem syaraf Sistem syarafnya disebut tangga tali dengan penerima rangsangan berupa :a. mata faset (majemuk)b. antenac. alat pembuat suara (misalnya pada Orthoptera dan Hemiptera) dan alat pendengar.
d. alat yang menimbulkan cahaya (kunang-kunang)
Sistem ekskresi Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh Malpighi.
Sistem reproduksi Insecta kadang-kadang mengalami partenogenesis maupun paedogenesis. Partenogenesis ialah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh spermatozoid, misalnya lebah. Sedangkan paedogenesis ialah partenogenesis yang berlangsung di tubuh larva, misalnya Diptera.Dalam perkembangan menuju dewasa, Insecta mengalami perubahan bentuk luar dan dalam dari fase telur ke tingkat dewasa yang disebut metamorfosis. Fertislisasinya internal, artinya pembuahan sel telur pleh spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina.


B. Klasifikasi Insecta
Serangga dalam perkembangannya menuju dewasa mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan bentuk serangga mulai dari larva sampai dewasa. Adapula serangga yang selama hidupnya tidak pernah mengalami metamorfosis, misal kutu buku (Episma saccharina). Berdasarkan ada atau tidaknya sayap, Insecta dibedakan menjadi dua (2) subkelas, yaitu Apterygota (tak bersayap) dan Pterygota (bersayap). Berdasarkan metamorfosisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Hemimetabola dan Holometabola.

Hemimetabola
Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Hemimetabola, serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut:
1. Telur
2. Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit.
3. Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.
Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain:
1. Archyptera atau Isoptera
2. Orthoptera
3. Odonata
4. Hemiptera
5. Homoptera
contoh adalah daur hidup dari belalang. Pelajarilah gambar di bawah ini !


Berikut pelajarilah uraian ordo-ordo tersebut satu persatu dan dimuali dari ordo Archyptera/Isoptera.
1.    Ordo Archyptera atau Isoptera
Ciri-ciri ordo Archyptera:
  • Metamorfosis tidak sempurna.
  • Mempunyai satu pasang sayap yang hampir sama bentuknya. Kedua sayap tipis seperti jaringan.
  • Tipe mulut menggigit. Contoh: Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai)
Keterangan:
Pada rayap terjadi polimorfisme, artinya di dalam satu spesies terdapat bermacam-macam bentuk dengan tugas yang berbeda. Rayap hidup berkoloni, dalam koloni ini terjadi pembagian tugas kerja, yaitu:
  • Ratu, yakni laron (rayap betina fertil). Biasanya tubuh gemuk dan tugasnya adalah bertelur.
  • Raja, yaitu laron (rayap jantan fertil), tugasnya melestarikan keturunan.
Serdadu, rayap yang bertugas mempertahankan sarang dan koloni 


3.  Ordo Odonata
Ciri-ciri Ordo Odonata:
  • Mempunyai dua pasang sayap
  • Tipe mulut mengunyah
  • Metamorfosis tidak sempurna
  • Terdapat sepasang mata majemuk yang besar
  • Antenanya pendek
  • Larva hidup di air
  • Bersifat karnivora
Contohnya :
  • Capung (Aeshna sp)
  • Capung besar (Epiophlebia)
4.    Ordo Hemiptera (bersayap setengah)
 Ciri-ciri Hemiptera :
  • Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput.
  • Tipe mulut menusuk dan mengisap
  • Metamorfosis tidak sempurna.
Contohnya :
  • Walang sangit (Leptocorixa acuta)
  • Kumbang coklat (Podops vermiculata)
  • Kutu busuk (Eimex lectularius)
  • Kepinding air (Lethoverus sp)
1.    Ordo Homoptera (bersayap sama)
Ciri-ciri Homoptera :
  • Tipe mulut mengisap
  • Mempunyai dua pasang sayap
  • Sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan.
  • Metamorfosis tidak sempurna.
Contohnya :
  • Tonggeret (Dundubia manifera)
  • Wereng hijau (Nephotetix apicalis)
  • Wereng coklat (Nilapervata lugens)
  • Kutu kepala (Pediculushumanus capitis)
  • Kutu daun (Aphid sp)







Holometabola
Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Dalam daur hidupnya Holometabola, serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai berikut: telur –> larva (ulat) –> kepompong (pupa) –> hewan dewasa (imago). Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6 ordo, yaitu ordo:
1. Neuroptera
2. Lepidoptera
3. Diptera
4. Coleoptera
5. Siphonoptera
6. Hymenoptera
Selanjutnya pelajarilah uraian tiap-tiap ordo dan dimulai dengan ordo Neuroptera.
1.    Ordo Neuroptera (serangga bersayap jala)
Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk seperti jala. Contoh: undur-undur – metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva,pupa (kepompong), imago)
2.    Ordo Lepidoptera (bersayap sisik)
Ciri-ciri ordo Lepidoptera:
  • Mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik.
  • Metamorfosis sempurna, yaitu memiliki siklus hidup: telur – larva – kepompong (pupa) – imago
  • Pupa pada Lepidoptera dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. Pupa mummi: bagian badan kepompong terlihat dari luar
  2. Pupa kokon, bagian tubuh pupa terlindung kokon.
  • Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat dijulurkan.
Ordo Lepidoptera dibagi menjadi 2 sub ordo:
a.    Sub ordo Rhopalocera (kupu-kupu siang)
Contohnya:
  • Hama kelapa (Hidari irava)
  • Hama daun pisang (Erlonata thrax)
  • Kupu-kupu pastur (Papiliomemnon)
  • Kupu sirama-rama (Attacus atlas)
b.    Sub ordo Heterocera (kupu-kupu malam)
Sering juga disebut ngengat. Hidup aktif pada malam hari. Jika hinggap kedudukan sayap mendatar membentuk otot.
Contohnya:
  • Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
  • Ulat jengkol (Plusia signata)
  • Kupu ulat sutra (Bombyx mori
  • 3.    Ordo Diptera (serangga bersayap dua buah/sepasang)
    Ciri-ciri ordo Diptera:
  • Mempunyai sepasang sayap depan, dan satu pasang sayap belakang berubah menjadi alat keseimbangan yang disebut halter.
  • Mengalami metamorfosis sempurna.
  • Tipe mulut ada yang menusuk dan mengisap atau menjilat dan mengisap, membentuk alat mulut seperti belalai disebut probosis.
Contohnya:
  • Lalat (Musca domestica)
  • Nyamuk biasa (Culex natigans). Larvanya tegak dengan permukaan air, jika hinggap tidak menungging.
  • Nyamuk Anopheles (vektor penyakit malaria). Larvanya sama rata dengan permukaan air, jika hinggap menungging.
  • Aedes aegypti (inang virus demam berdarah). Larvanya berkedudukan tegak di permukaan air.
 


4.    Ordo Coleoptera (bersayap perisai)
Ciri-ciri ordo Coleoptera:
  • Mempunyai dua pasang sayap.
  • Sayap depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan elitra, sayap belakang seperti selaput.
  • Mengalami metamorfosis sempurna.
  • Tipe mulut menggigit.
Contoh:
  • Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu, kelapa sawit dan lain-lain.
  • Kumbang buas air (Dystisticus marginalis)
  • Kumbang beras (Calandra oryzae)
.    Ordo Siphonoptera (bangsa pinjal)
Ciri-ciri ordo Siphonoptera :
  • Serangga ini tidak bersayap, kaki sangat kuat dan berguna untuk meloncat.
  • Mempunyai mata tunggal.
  • Tipe mulut mengisap.
  • Segmentasi tubuh tidak jelas (batasan antara kepala – dada dan perut tidak jelas).
  • Metamorfosis sempurna.
Contoh:
  • Pinjal manusia (Pubex irritans).
  • Pinjal anjing (Ctenocephalus canis).
  • Pinjal kucing (Ctenocephalus felis).
  • Pinjal tikus (Xenopsylla cheopis), pinjal pada tikus dapat menularkan kuman pes / sampar.






6.    Ordo Hymenoptera (bersayap selaput)
Ciri-ciri ordo Hymenoptera :
  • Mempunyai dua pasang sayap, tipis seperti selaput.
  • Tipe mulut menggigit dan menjilat.
Contoh:
  • Apis indica (lebah madu, biasa dipelihara manusia)
  • Apis dorsata (lebah madu yang hidup di lubang kayu)
  • Apis melifera (lebah madu terbesar, biasa disebut lebah gung)
  • Oecophyla smaragdina (semut rangrang)
Lebah dan semut mempunyai sifat polimorfisme, yaitu adanya beberapa bentuk tubuh khusus sesuai dengan tugas yang diemban dalam suatu kehidupan sosial masyarakatnya. Pembagian tugas dalam masyarakat Hymenoptera adalah sebagai berikut :
  1. Ratu, hewan betina fertil tugasnya bertelur.
  2. Raja, hewan jantan terjadi karena partenogenesis (telur yang tak dibuahi oleh sperma jantan) dan bertugas mengawini ratu. Setelah kawin lebah jantan diusir dari sarang dan kemudian mati. Sementara itu ratu telah menyimpan spermatozoid di dalam spermateka.
  3. Pekerja, adalah betina mandul yang berasal dari telur yang dibuahi sperma. Tugasnya menyediakan makanan, memberi makan larva ratu, membuat sarang dan membersihkan sarang.
C. Peranan Insecta dalam Kehidupan
Seperti halnya hewan-hewan invertebrata lainnya, insecta pun ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan, diantaranya adalah:
Insecta yang menguntungkan :
  1. Insecta terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangat membantu para petani karena dapat membantu proses penyerbukan pada bunga.
  2. Insecta dibudidayakan karena dapat menghasilkan madu. Misal: lebah madu (Apis mellifera).
  3. Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera membuat kepompong yang dapat menghasilkan sutra (contoh: Bombix mori).
  4. Untuk dimakan, misal laron, gangsir dan larva lebah (tempayak) yang dapat diperoleh secara musiman.
  5. Merupakan mata rantai makanan yang amat penting bagi kehidupan.
  6. Beberapa Insecta tanah berperan sebagai “traktor alami”.
Beberapa insecta yang merugikan antara lain :
  1. Menularkan beberapa macam bibit penyakit seperti tifus, kolera dan disentri oleh lalat dan kecoak. Penyakit demam berdarah dan malaria di sebarkan oleh nyamuk.
  2. Merusak tanaman budidaya manusia, misal: belalang, kumbang kelapa, ulat.
  3. Menyebabkan penyakit pada tanaman, misal: Nilapervata lugens (wereng) menyebabkan penyakit virus tungro, belalang (walang sangit) yang mengisap cairan biji padi muda sehingga tanaman padi menjadi puso.
  4. Parasit pada manusia (mengisap darah), misal: nyamuk, kutu kepala dan kutu busuk.
  5. Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung, kedelai) oleh berbagai Coleoptera, misal: kumbang beras, kepik.
  6. Serangga banyak yang hidup parasit pada ternak maupun ikan.
  7. Dapat merusak bahan bangunan, misal: kumbang kayu dan rayap.